Selasa, 10 September 2013

Grebeg PPKHM di Malam Senin Legi (Senin Manis)


Habib Husain (empat dari kiri) sedang memimpin doa
PPKHM - Bila di Ponorogo ada istilah Grebeg Suro, di PPKHM juga ada acara grebeg-grebegkan itu. Grebeg PPKHM namanya. Acaranya rutin diadakan setiap malam senin legi. Senin Legi, istilah dari penanggalan jawa itu bila di translate kedalam bahasa Indonesia akan memiliki arti Senin Manis.
                Sesuatu yang manis tentu akan lebih pas bila disandingkan dengan sesuatu yang manis pula. Seperti di PPKHM ini. Setiap malam senin legi selalu mengadakan acara pengajian. Sholwat Simtut Duror tepatnya. Acara yang menggandeng Majlis Pengajian Bumi Mentaok ini juga rutin dihadiri para Habib.
                Seperti malam kemarin (07/09/2013), PPKHM kembali menyelenggarakan acara ini. Grebeg PPKHM kalau dalam istilah kami. Kenapa?. Karena ternyata acara ini sebenarnya juga dinanti-nanti oleh masyarakat sekitar. Terbukti ketika satu hari menjelang acara, ada seorang warga yang menanyakan “Surat undangan pengajian kok belum dibagi?”. Dilain tempat dan waktu juga ada ibu-ibu yang menanyakan “Pondok kok dah lama belum menyelenggarakan pengajian?”. Pertanyaan-pertanyaan yang bernada kerinduan itu memang wajar jika dilontarkan. Karena memang PPKHM baru saja menyelenggarakan libur panjang pasca Ramadhan.
                Selain untaian bacaan Sholawat dan Doa, acara ini juga diisi dengan penyampaian Mauidhoh Hasanah oleh KH Munir Syafa’at selaku tuan rumah, dan Habib Husain. Mauidhoh pertama disampaikan KH Munir Syafa’at. Di antara poin penting yang beliau sampaikan adalah perkembangan-perkembangan terkini PPKHM. Seperti jumlah santri yang (Alhamdulillah) meningkat dan juga dibutuhkannya segenap dana untuk perluasan pondok. Poin kedua yang beliau sampaikan adalah himbauan kepada segenap hadirin agar lebih berhati-hati dalam menyikapi perbedaan-perbedaan dalam Islam. Jangan mudah terprofokasi. Sedangkan untuk poin berikutnya beliau menyinggung pendidikan agama anak-anak. Beliau menyarankan agar menitipkan anak-anak di Pondok Pesantren jika memang orang tuanya tidak mampu untuk mendidik anak tersebut. Tapi, kalau memang mampu ya monggo dididik sendiri.
                Sedangkan Mauidhoh dari Habib Husain, beliau menyampaikan tentang dua nikmat yang sering dilupakan. Yaitu nikmat waktu dan nikmat sehat. Berkaitan dengan nikmat waktu, beliau menyampaikan agar lebih bijaksana dalam mengatur waktu. Agar tak ada waktu yang terbuang percuma dan sia-sia.
                Jika acara Simtut Duror Senin Legi tadi malam diperhatikan secara sekilas, maka akan tampak beberapa perubahan yang kasat dan tak kasat mata. Contoh untuk yang kasat mata adalah kuantitas hadirin yang meningkat. Karena, memang jumlah santri PPKHM meningkat. Sedangkan untuk yang tak kasat mata adalah personil hadroh pengiring sholawat. Yang lebih didominasi oleh wajah-wajah baru dari santri anyar.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar