Selasa, 15 Oktober 2013

Suasana Syawir (Musyawarah) di Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien

Suasana Sholat Idul Adha tahun 2012

Aula Al Munawir Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien

KH. Munir Syafa'at sedang memotong tumpeng dalam perayaan Harlah Madin yang ke-1

Foto bersama: Santri dan Pengasuh Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien 2012

KH. Munir Syafa'at, perintis dan pengasuh Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien

Minggu, 06 Oktober 2013

Harlah Madrasah Diniyah; yang “Wah”

KH. Munir Syafa'at sedang memotong tumpeng

PPKHM - Dalam sejarah perjalanan PPKHM, mungkin ini pertama kalinya ada perayaan internal yang memiliki kesan mewah. Perayaan ulang tahun Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi-ien yang ke-2. Mulai dari backgroundnya yang dihiasi dengan tulisan kaligrafi diwani, lokasi untuk undangan VIP, sampai ada pertamanan kecil di depan panggung.

Ketika ditanyai tentang tujuan segala kemewahan ini, Ust. Muchlisin selaku Kepala Madrasah mengungkapkan bahwa “Ini untuk sebagai latihan. Jika suatu saat PPKHM akan menyelenggarakan event besar, jadi sudah terbiasa.” 

Namun demikian, penyelenggaraan perhelatan ini bukan tanpa kendala. Background yang rencananya akan menggunakan font timbul (menggunakan sterofoam-red), akhirnya hanya menggunakan kertas berwarna. Hal ini disebabkan karena sulitnya mencari sterofoam berwarna di sekitar Kotagede. Tapi, secara keseluruhan acara ini berjalan lancar.

Acara yang sedianya telah diselenggarakan tanggal 05 Oktober 2013 ini, atau yang bertepatan dengan tanggal 01 Dzul Hijjah 1434, diajukan menjadi tanggal 03 Oktober 2013 (28 Dzul Qo’dah 1434). Hal ini dikarenakan tanggal 03 Oktober bertepatan dengan Malam Jumat Legi. Kebetulan. Malam Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam bertemu dengan Legi yang merupakan Sayyidul Pasaran dalam penanggalan jawa. Selain itu, hari jumat legi juga bertepatan dengan hari lahirnya KH. Munir Syafa’at selaku perintis dan pengasuh PPKHM. Mungkin akan memiliki arti tersendiri bagi beliau jika perhelatan Ultah Madin diadakan bersamaan dengan hari lahir beliau.

Susunan acara Haflatu Lailatit Tasyakkur Limuroji’is Sanatis Tsaniyyah (perayaan ultah yang ke-2) dimulai dengan performance dari group hadroh PPKHM. Walaupun belum memiliki nama yang paten, dan terkesan jarang latihan, namun penampilan hadroh mereka tidaklah mengecewakan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Helza Aulia Rizki selaku MC, pembacaan SK (Surat Keputusan) pengurus PPKHM oleh Lurah Pondok, Muqodaman (khataman Al Quran 30 juz bersama-sama (1 orang membaca 1 juz)), sambutan-sambutan dan pembacaan tata tertib Madin oleh Kepala Madrasah, pembacaan ayat Al Quran dan Sholawat, pemotongan tumpeng oleh pengasuh PPKHM, kemudian ditutup dengan Mauidhoh Hasanah sekaligus doa yang disampaikan oleh KH. Munir Syafa’at.

Pembacaan SK (Surat Keputusan) pengurus PPKHM disellipkan dalam acara Madin karena hal ini dirasa sangat penting dan mendesak. Meskipun dua lembaga tersebut merupakan dua lembaga yang berbeda. Walaupun masih dalam naungan yang sama, PPKHM.

Dalam Mauidhoh Hasanahnya, KH. Munir Syafa’at menyampaikan bahwa Madrasah Diniyah adalah komponen terpenting dalam Pondok Pesantren. Kualitas output dari Pondok Pesantren, ditentukan oleh kualitas pendidikannya (madrasah diniyah). Sehingga bisa dikatakan bahwa maju atau mundurnya Pondok Pesantren tergantung pada Madrasah Diniyah. Karenanya beliau menghimbau kepada seluruh santri dan komponen yang ada di PPKHM untuk bahu membahu memajukan Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi-ien. (*)