Selasa, 04 Oktober 2016

NGAJI TAFSIR JALALAIN “Surat At Taubah ayat 18-22”


Ayat 18 : “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk”

Ayat ini menjelaskan bahwa “Orang-rang yang mampu memakmurkan masjidnya Allah hanyalah (1) orang-orang beriman kepada Allah dan  (2) hari kemudian, serta (tetap) (3) mendirikan shalat, (4) menunaikan zakat, dan (5) tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk”
(1)   Beriman kepada Allah dan hari akhir < Iman kepada Allah dan hari akhir yang dimaksudkan disini adalah orang orang yang selalu merasa diawasi oleh Allah seriap perbuatannya, sehingga orang tersebut takut melakukan dosa, takut akan murka Allah.
(2)   Beriman kepada hari akhir yang berarti orang-orang akan senantiasa berbondong-bondong untuk beribadah kepada Allah, mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan setelah meninggalkan dunia. Mereka takut jika kematian menjemput mereka dulu, sedangkan bekal yang dibawa belum cukup, dan di hari akhir nanti mereka akan mengalami penyesalan karena tidak memanfaatkan waktu yang sebaik baiknya selama berada di dunia).
(3)   Mendirikan sholat (اقيم الصلاة) bukan melaksanakan sholat (افعل الصلاة  ) yang berarti tidak cukup melaksanakan sholat hari ini tetapi besoknya tidak melaksanakan sholat lagi, namun harus istiqomah melaksanakan sholat sehari 5 waktu, lebih baik lagi dengan berjama’ah, sehingga bagi yang meninggalkan sholat maka akan mendapatkan dosa di akhirat kelak.
(4)   Menunaikan zakat, yakni membayar zakat fitrah dan juga zakat-zakat harta bagi yang sudah mencapai nisab dan haulnya. Hal ini sebenarnya bukan untuk membayar pajak untuk agama islam, namun sebagai rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan, untuk membersihkan harta dari sesuatu yang haram seperti riba, membersihkan diri dari harta orang miskin dan anak yatim, dan juga sebagai bentuk belas kasih saying kepada sesame orang islam yang membutuhkan pertolongan, sudah selayaknya kita menyisihkan harta untuk membantu mereka.
(5)   Tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah, yakni orang yang benar-benar percaya kepada janji Allah, tidak takut akan cacian orang lain kepada dirinya, selalu mengembalikan segala urusannya kepada Allah, Namun dia akan takut melakukan sesuatu hal yang dilarang oleh Allah swt, seperti menerima uang suap, mencuri, berbohong, berbuat dzolim, berzina, dsb.
(6)   Maka orang-orang yang disebutkan diatas akan senantiasa bersama orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah swt.

Ayat 19 : Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kalian jadikan) orang-orang yang bertugas menunaikan hal-hal tersebut (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah) dalam hal keutamaannya (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Abbas atau lainnya.

Ayat ini menjelaskan bahwa sebenarnya “orang-orang” yang dimaksud adalah orang-orang musyrik <Muysrik yang dimaksud adalah melakukan sesuatu amal tidak karena Allah, tetapi untuk riya’ dan sombong>. Orang-orang musyrik mengatakan bahwa memakmurkan Baitullah dan mengurus minuman untuk orang-orang haji itu lebih baik dari pada orang-orang yang beriman dan berjihad <tidak harus berupa perang, namun dengan berjuang menegakkan ajaran islam> dijalan Allah. Mereka saling membanggakan diri, membanggakan tanah baitullah dan bersikap angkuh karena mereka merasa menjadi pemilik baitullah dan yang memakmurkannya. Maka sebenarnya amal mereka tidak akan bermanfaat selagi mereka masih dalam keadaan musryik, sekalipun mereka telah memakmurkan baitullah. Maka Allah memasukkan mereka ke dalam orang-orang yang dzalim, sedangkan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.

Asbabun Nuzul : Beberapa riwayat seperti
1)      Ad Dahhak ibnu Muzahim : orang-orang islam mengunjungi al-abbas dan teman-temannya yang tertawan dalam perang Badar dengan mengecam mereka atas kemusryikan mereka. Maka Al-Abbas berkata,”Ingatlah , demi Allah, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang memakmurkan masjidil haram, dan mengentaskan kemiskinan, mengurus Baitullah, dan memberi makan bagi orang haji.” Maka Allah berfirman sesuai dengan surat At Taubah ayat 19.
2)      Ibnu Jabir telah menceritakan kepada Yunus, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Ibnu Luhai’ah, dari Abu Sakhrah mengatakan bahwa ia pernah mendengar dari Muhamad ibnu Ka’ab Al Qurazi mengatakan bahwa Talhah ibnu Syaibah, Abbas ibnu Abdul Muthali, dan Ali ibnu Abi Thalib saling membanggakan diri. Talhah berkata,”Saya adalah pengurus Baitullah, kuncinya berada padaku, jika aku suka aku bisa menginap di dalamnya”. Al-Abbas berkata,”Aku adalah pengurus Siqayah dan yang mengaturnya, jika aku suka aku bisa menginap di dalamnya”. Ali bin Abi Thalib berkata,”Sesungguhnya aku shalat mengahadp kiblat sejak enam bulan sebelum orang lain melakukannya, dan aku adalah ahli jihad”. Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam surah at Taubah ayat 19.   
3)      Al Walid ibnu Muslim mengatakan bahwa dari Mu’awiyah ibnu Sofyan, dari kakeknya (Abu Salam Al-Aswad). Dari Nu’man ibnu Basyir Al-Ansari yang menceritakan bahwa ketika berada didekat mimbar Rasulullah SAW bersamma para sahabatnya, maka seseorang berkata,”Saya tidak mempedulikan lagi suatu amalan karena Allah sesudah islam kecuali memberi minum orang-rang yang mengerjakan haji” Sahabat lain berkata ”Tidak, bahkan memakmurkan masjidil haram yang lebih baik”. Dan sahabat lainnya lagi mengatakan “Tidak, bahkan berjihad di jalan Allah adalah lebih baik dibandingkan yang kalian katakana tadi”. Maka Umar menghardik dan mengatakan,”Jangan keraskan suaramu di hadapan mimbar Rasulullah SAW. Setelah menyelesaikan shalat jum’at Umar menemui Rasulullah menanyakan tentang apa yang diperselisihkan mereka, maka turunlah surat At Taubah ayat 19.  .  
Namun, jika mereka memakmurkan masjid dengan niat untuk berjihad di jalan Allah dan karena Allah SWT bagaimana? Akan dijelaskan di ayat 20-22.

Ayat 20 : Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah swt. Mereka itulah yang memperoleh kemenangan
Ayat 21 : Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan, dan surge. Mereka memperleh kesenangan yang kekal di dalamnya.
Ayat 22 : Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar

Ayat 20-22 menjelaskan dengan jelas bahwa orang-orang beriman yang membelanjakan dan mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk berhijrah dan berjihad dijalan Allah, maka mereka akan mendapatkan kenikmatan yang sangat besar. Allah menjanjikan rahmat, keridhaan, dan surga. Dan orang-orang tersebut akan kekal didalamnya selama-lamanya. Sungguh, berat menjalaninya, namun inilah janji Allah. Mari kita bersama-sama berjuang memerangi hawa nafsu kita untuk senantiasa berjalan di jalan yang diridhai Allah swt.

Wallahua’lam bis showab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar