Suasana Syawir (Musyawarah) di Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien |
Minggu, 06 Oktober 2013
Harlah Madrasah Diniyah; yang “Wah”
![]() |
KH. Munir Syafa'at sedang memotong tumpeng |
PPKHM - Dalam sejarah
perjalanan PPKHM, mungkin ini pertama kalinya ada perayaan internal yang
memiliki kesan mewah. Perayaan ulang tahun Madrasah Diniyah Hidayatul
Mubtadi-ien yang ke-2. Mulai dari backgroundnya yang dihiasi dengan
tulisan kaligrafi diwani, lokasi untuk undangan VIP, sampai ada
pertamanan kecil di depan panggung.
Ketika ditanyai tentang tujuan
segala kemewahan ini, Ust. Muchlisin selaku Kepala Madrasah mengungkapkan bahwa
“Ini untuk sebagai latihan. Jika suatu saat PPKHM akan menyelenggarakan event
besar, jadi sudah terbiasa.”
Namun demikian, penyelenggaraan perhelatan ini
bukan tanpa kendala. Background yang rencananya akan menggunakan font
timbul (menggunakan sterofoam-red), akhirnya hanya menggunakan kertas
berwarna. Hal ini disebabkan karena sulitnya mencari sterofoam berwarna
di sekitar Kotagede. Tapi, secara keseluruhan acara ini berjalan lancar.
Acara yang sedianya telah
diselenggarakan tanggal 05 Oktober 2013 ini, atau yang bertepatan dengan tanggal
01 Dzul Hijjah 1434, diajukan menjadi tanggal 03 Oktober 2013 (28 Dzul Qo’dah
1434). Hal ini dikarenakan tanggal 03 Oktober bertepatan dengan Malam Jumat
Legi. Kebetulan. Malam Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam bertemu
dengan Legi yang merupakan Sayyidul Pasaran dalam penanggalan jawa.
Selain itu, hari jumat legi juga bertepatan dengan hari lahirnya KH. Munir
Syafa’at selaku perintis dan pengasuh PPKHM. Mungkin akan memiliki arti
tersendiri bagi beliau jika perhelatan Ultah Madin diadakan bersamaan dengan
hari lahir beliau.
Susunan acara Haflatu Lailatit
Tasyakkur Limuroji’is Sanatis Tsaniyyah (perayaan ultah yang ke-2) dimulai
dengan performance dari group hadroh PPKHM. Walaupun belum memiliki nama
yang paten, dan terkesan jarang latihan, namun penampilan hadroh mereka
tidaklah mengecewakan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Helza
Aulia Rizki selaku MC, pembacaan SK (Surat Keputusan) pengurus PPKHM oleh Lurah
Pondok, Muqodaman (khataman Al Quran 30 juz bersama-sama (1 orang membaca 1
juz)), sambutan-sambutan dan pembacaan tata tertib Madin oleh Kepala Madrasah,
pembacaan ayat Al Quran dan Sholawat, pemotongan tumpeng oleh pengasuh PPKHM,
kemudian ditutup dengan Mauidhoh Hasanah sekaligus doa yang disampaikan
oleh KH. Munir Syafa’at.
Pembacaan SK (Surat Keputusan)
pengurus PPKHM disellipkan dalam acara Madin karena hal ini dirasa sangat
penting dan mendesak. Meskipun dua lembaga tersebut merupakan dua lembaga yang
berbeda. Walaupun masih dalam naungan yang sama, PPKHM.
Dalam Mauidhoh Hasanahnya,
KH. Munir Syafa’at menyampaikan bahwa Madrasah Diniyah adalah komponen
terpenting dalam Pondok Pesantren. Kualitas output dari Pondok Pesantren,
ditentukan oleh kualitas pendidikannya (madrasah diniyah). Sehingga bisa
dikatakan bahwa maju atau mundurnya Pondok Pesantren tergantung pada Madrasah
Diniyah. Karenanya beliau menghimbau kepada seluruh santri dan komponen yang
ada di PPKHM untuk bahu membahu memajukan Madrasah Diniyah Hidayatul
Mubtadi-ien. (*)
Langganan:
Postingan (Atom)