Ayat
18 : “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah
orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah.
Maka mudah mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk”
Ayat
ini menjelaskan bahwa “Orang-rang yang mampu memakmurkan masjidnya Allah hanyalah
(1) orang-orang beriman kepada Allah dan (2) hari kemudian, serta (tetap) (3) mendirikan
shalat, (4) menunaikan zakat, dan (5) tidak takut (kepada apapun) kecuali
kepada Allah. Maka mudah mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan
petunjuk”
(1) Beriman
kepada Allah dan hari akhir < Iman kepada Allah dan hari akhir yang
dimaksudkan disini adalah orang orang yang selalu merasa diawasi oleh Allah seriap
perbuatannya, sehingga orang tersebut takut melakukan dosa, takut akan murka
Allah.
(2) Beriman
kepada hari akhir yang berarti orang-orang akan senantiasa berbondong-bondong
untuk beribadah kepada Allah, mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan
setelah meninggalkan dunia. Mereka takut jika kematian menjemput mereka dulu,
sedangkan bekal yang dibawa belum cukup, dan di hari akhir nanti mereka akan mengalami
penyesalan karena tidak memanfaatkan waktu yang sebaik baiknya selama berada di
dunia).
(3) Mendirikan
sholat (اقيم الصلاة) bukan melaksanakan
sholat (افعل الصلاة ) yang berarti tidak cukup melaksanakan sholat
hari ini tetapi besoknya tidak melaksanakan sholat lagi, namun harus istiqomah
melaksanakan sholat sehari 5 waktu, lebih baik lagi dengan berjama’ah, sehingga
bagi yang meninggalkan sholat maka akan mendapatkan dosa di akhirat kelak.
(4) Menunaikan
zakat, yakni membayar zakat fitrah dan juga zakat-zakat harta bagi yang sudah
mencapai nisab dan haulnya. Hal ini sebenarnya bukan untuk membayar pajak untuk
agama islam, namun sebagai rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang
telah diberikan, untuk membersihkan harta dari sesuatu yang haram seperti riba,
membersihkan diri dari harta orang miskin dan anak yatim, dan juga sebagai bentuk
belas kasih saying kepada sesame orang islam yang membutuhkan pertolongan,
sudah selayaknya kita menyisihkan harta untuk membantu mereka.
(5) Tidak
takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah, yakni orang yang benar-benar percaya
kepada janji Allah, tidak takut akan cacian orang lain kepada dirinya, selalu
mengembalikan segala urusannya kepada Allah, Namun dia akan takut melakukan
sesuatu hal yang dilarang oleh Allah swt, seperti menerima uang suap, mencuri,
berbohong, berbuat dzolim, berzina, dsb.
(6) Maka
orang-orang yang disebutkan diatas akan senantiasa bersama orang-orang yang
mendapatkan petunjuk dari Allah swt.
Ayat
19
: Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan
haji dan mengurus Masjidilharam kalian jadikan) orang-orang yang bertugas
menunaikan hal-hal tersebut (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi
Allah) dalam hal keutamaannya (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum
yang lalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan
sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Abbas
atau lainnya.
Ayat
ini menjelaskan bahwa sebenarnya “orang-orang” yang dimaksud adalah orang-orang
musyrik <Muysrik yang dimaksud adalah melakukan sesuatu amal tidak karena
Allah, tetapi untuk riya’ dan sombong>. Orang-orang musyrik mengatakan bahwa
memakmurkan Baitullah dan mengurus minuman untuk orang-orang haji itu
lebih baik dari pada orang-orang yang beriman dan berjihad <tidak harus
berupa perang, namun dengan berjuang menegakkan ajaran islam> dijalan Allah.
Mereka saling membanggakan diri, membanggakan tanah baitullah dan bersikap
angkuh karena mereka merasa menjadi pemilik baitullah dan yang
memakmurkannya. Maka sebenarnya amal mereka tidak akan bermanfaat selagi mereka
masih dalam keadaan musryik, sekalipun mereka telah memakmurkan baitullah.
Maka Allah memasukkan mereka ke dalam orang-orang yang dzalim, sedangkan Allah
tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.
Asbabun
Nuzul : Beberapa riwayat seperti
1) Ad
Dahhak ibnu Muzahim : orang-orang islam mengunjungi al-abbas dan teman-temannya
yang tertawan dalam perang Badar dengan mengecam mereka atas kemusryikan
mereka. Maka Al-Abbas berkata,”Ingatlah , demi Allah, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang memakmurkan masjidil haram, dan mengentaskan kemiskinan,
mengurus Baitullah, dan memberi makan bagi orang haji.” Maka Allah berfirman
sesuai dengan surat At Taubah ayat 19.
2) Ibnu
Jabir telah menceritakan kepada Yunus, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb,
telah menceritakan kepadaku Ibnu Luhai’ah, dari Abu Sakhrah mengatakan bahwa ia
pernah mendengar dari Muhamad ibnu Ka’ab Al Qurazi mengatakan bahwa Talhah ibnu
Syaibah, Abbas ibnu Abdul Muthali, dan Ali ibnu Abi Thalib saling membanggakan
diri. Talhah berkata,”Saya adalah pengurus Baitullah, kuncinya berada padaku,
jika aku suka aku bisa menginap di dalamnya”. Al-Abbas berkata,”Aku adalah
pengurus Siqayah dan yang mengaturnya, jika aku suka aku bisa menginap di
dalamnya”. Ali bin Abi Thalib berkata,”Sesungguhnya aku shalat mengahadp kiblat
sejak enam bulan sebelum orang lain melakukannya, dan aku adalah ahli jihad”.
Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam surah at Taubah ayat 19.
3) Al
Walid ibnu Muslim mengatakan bahwa dari Mu’awiyah ibnu Sofyan, dari kakeknya
(Abu Salam Al-Aswad). Dari Nu’man ibnu Basyir Al-Ansari yang menceritakan bahwa
ketika berada didekat mimbar Rasulullah SAW bersamma para sahabatnya, maka
seseorang berkata,”Saya tidak mempedulikan lagi suatu amalan karena Allah
sesudah islam kecuali memberi minum orang-rang yang mengerjakan haji” Sahabat
lain berkata ”Tidak, bahkan memakmurkan masjidil haram yang lebih baik”. Dan
sahabat lainnya lagi mengatakan “Tidak, bahkan berjihad di jalan Allah adalah
lebih baik dibandingkan yang kalian katakana tadi”. Maka Umar menghardik dan
mengatakan,”Jangan keraskan suaramu di hadapan mimbar Rasulullah SAW. Setelah
menyelesaikan shalat jum’at Umar menemui Rasulullah menanyakan tentang apa yang
diperselisihkan mereka, maka turunlah surat At Taubah ayat 19. .
Namun,
jika mereka memakmurkan masjid dengan niat untuk berjihad di jalan Allah dan karena
Allah SWT bagaimana? Akan dijelaskan di ayat 20-22.
Ayat
20 :
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan
harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah swt. Mereka
itulah yang memperoleh kemenangan
Ayat
21 :
Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan, dan surge. Mereka
memperleh kesenangan yang kekal di dalamnya.
Ayat
22 :
Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala
yang besar
Ayat
20-22 menjelaskan dengan jelas bahwa orang-orang beriman yang membelanjakan dan
mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk berhijrah dan berjihad dijalan Allah,
maka mereka akan mendapatkan kenikmatan yang sangat besar. Allah menjanjikan
rahmat, keridhaan, dan surga. Dan orang-orang tersebut akan kekal didalamnya
selama-lamanya. Sungguh, berat menjalaninya, namun inilah janji Allah. Mari kita
bersama-sama berjuang memerangi hawa nafsu kita untuk senantiasa berjalan di
jalan yang diridhai Allah swt.
Wallahua’lam
bis showab.